Family Is Family

Family Is Family

W E L C O M E T O M Y B L O G

Teruntuk Ayah Bundaku yang selalu Ananda cintai dalam relung hati yang terdalam

Ibarat sinar mentari begitulah kasihmu sepanjang zaman yang teruntai begitu indahnya

Ananda haturkan terima kasih atas segala kasih sayang yang sedari kecil telah diberikan dengan tulus

Setiap doa yang terlantun untuk Ananda menjadi pelipur hati dalam langkah.

Tanpa cintamu bagai taman tak berbunga dan bagaikan malam tak berbintang

Pengorbanan kalian tak akan pernah tergantikan dengan apapun yang kumiliki

Duhai Rabbi sejahterakanlah Ayah Bundaku dengan nikmat-Mu yang tak pudar ditelan masa


Teruntuk Saudaraku yang kusayangi karena Allah

Tanamlah cinta dalam hati

Biarkan Ia tumbuh berkembang hanya karena Allah

Ukirlah dengan pena agar Ia senantiasa terlukis indah di dasar jiwa


Ingatlah bahwa kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya

Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya

Rabu, Oktober 09, 2013

Ocktober 14th, 2010 That The Moment I First Saw You <> Part – V

Ocktober 14th, 2010 That The Moment I First Saw You
Part – V

Hanya atas kasih-Nya
Hanya atas kehendak-Nya
Kita masih bertemu matahari
kepada rumput ilalang
Kepada bintang gemintang
kita dapat mencoba meminjam catatan-Nya
Sampai kapankah gerangan
Waktu yang masih tersisa
Hingga aku mulai bosan
Berada diantara bayang-bayang
Bantulah aku temukan diri
Menyambut pagi membuang sepi
“ouh ternyata ‘dia’ yang yang kemarin ku lihat yang menjadi MC untuk sekarang” Lagu hymne guru terdengar ketika rektor dan para pembantunya mulai memasuki auditorium utama yang di kawal oleh pdelaman. Selanjutnya acara sidang senat terbuka wisuda sarjana ke 81 segera di buka. Aku mengikuti acara dengan seksama, sesekali aku melihat “si MC” ketika kamera sedang merekam dia. Menit demi menit aku sabar menunggu sampai akhirnya aku maju kedepan altar untuk dilantik. Hari itu adalah pertama kalinya aku berdiri di hadapan rector UIN syarif hidayatullah jakarta Prof.Doktor.Komarudin Hidayat dan berjabat tangan dengan beliau. Setelah di lantik aku langsung kembali ke tempat dudukku semula dan kembali mengikuti acara sidang senat terbuka dengan seksama. Tak lama setelah pelantikan, dinyanyikan salah satu lagu kesukaanku yaitu himne UIN (wkwkw senangnya) mengapa aku sangat senang? Karena lagu himne UIN pada saat wisuda adalah kali ke dua aku mendengarnya setelah yang pertama kali aku dengar pada saat PROPESA 4 tahun lalu! Jadi wajarlah aku mendengarkanya dengan penuh khidmat, heee. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 11.30 siang dan acaranya pun sudah hampir selesai tapi aku sudah merasa ngantuk sekali. Sesekali aku pejamkan mata karena saking ngantuknya sampai akhirnya acarapun selesai. Rektor dan para pembantunya meninggalkan auditorium utama terlebih dulu sebelum diikuti oleh hadirin yang lain. Karena sudah sangat mengantuk aku tidak langsung meninggalkan auditorium tapi aku bermalas-malasan di dalam, kebetulan teman-teman juga menyuruh untuk foto-foto bersama di Altar depan auditorium utama. Sambil menunggu keadaan tidak ramai lagi, kursi kursi aku rapatkan dan aku mulai tidur di atas kursi selama kurang lebih 5 menit sebelum tiba-tiba temanku syaikhul aziz membangunkanku dan berkata “oi bangun bangun, diliatin orang banyak tuh malu” aku pun bangun dan… “oh iya ‘si MC’!!” tiba-tiba aku teringat dia, akupun langsung bergegas kedepan dan… “ahh sial, sudah tidak ada siapa-siapa” akupun terdiam sejenak, aku berkata pada diriku “apa mungkin hari ini adalah hari terakhir aku melihat dia? Mungkin memang dia anak UIN tapi di UIN ini ada banyak fakultas dan disetiap fakultas ada beberapa jurusan dan disetiap jurusan ada ratusan mahasiswa dari semester 1 sampai semester banyak! tidak mungkin aku mencari jarum di tumpukan jerami”. Keluhku dalam hati. Sudahlah, jika memang dalam kitab lauh mahfudz tertulis aku berteman dengan dia, suatu saat Allah pasti akan mengenalkan kita berdua. Selepas itu aku hanya menghabiskan waktuku untuk berfoto-foto dengan teman-temanku sebelum akhirnya aku dan kedua orang tuaku kembali ke rumah kami di Bogor.

To be continued . . .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Just Here To Give Comment