Selasa, Oktober 22, 2013
Ketika Ku Bertanya
Ku bertemu seorang lelaki. Ku iseng bertanya padanya, Mengapa engkau tidak punya pacar sedangkan semua temanmu yang laki2 dan perempuan mempunyai pacar? Dan inilah jawabannya. 'aku tidak pacaran karena aku takut menyakiti perasaan wanita. Namanya pacaran pasti saling tumpah ruah semua perasaan, saling menceritakan khayalan masing-masing dan penuh dengan pengorbanan. Dan puncak kedukaan bilamana cinta akhirnya tak berlabuh pada pernikahan. Ia akan menyisakan kisah duka yang sangat perih untuk diingat. bagaimana perasaanmu jika telah berpacaran selama lebih dari 4 tahun, tapi pada akhirnya pacarmu menikah dengan orang lain? Aku tidak ingin menyakiti perasaan mereka, mereka itu dengan urusan haid-nya saja sudah diliputi berbagai kesulitan dan kesakitan yang sangat. Oleh sebab itulah aku ingin menghormati dan menyayangi perempuan yang ku sayang dengan caraku sendiri hingga pada saatnya nanti'
By Safir Adrian
Bicara Baik
Tetapi sayangnya, Terkadang ucapan kita tak terjaga, berucap kata2 yang tidak sopan,
kasar, menghina, dan
sebagainya hingga menyakiti orang lain. menjadi waktu yang kita miliki terbuang percuma. Ribuan tahun lalu, kita
telah dinasehati: bicaralah yang baik, atau akan ada orang lain yang tersakiti
(kalau kita tidak tau dari siapa muasal nasehat ini, maka segeralah membaca banyak buku). Itu nasehat yang sangat relevan hingga kapan pun, bahkan hingga besok
lusa. Karena hari ini, dengan teknologi informasi yang semakin berkembang, dan
semua orang merasa punya kesempatan bicara apapun, dimanapun, termasuk menulis di rumah maya seperti
twitter ini. Kebiasaan sejak kecil kita terlanjur suka bicara apapun. Hal2
yang sepele sekalipun kita komentari, kita bicarakan, hal2 yang sudah tau sama tau,
kita ributkan, padahal sama saja yang diributkan, yang di ributkan ya itu2 saja. andai saja kita mau merenung sejenak sebetulnya tidak semua
hal harus dikomentari, karena hal2 yang sepele bisa diselesaikan tanpa harus mengeluarkan sepotong
kata pun. Dear, jamaah twitter yang berbahagia, bicaralah yang baik. Apa itu yang baik? Banyak definisinya,
banyak penjelasannya, tapi secara umum, satu maksud dan tujuannya. Silahkan membuka buku2 yang membahas hal tersebut jika ingin
tau lebih komprehensif. Banyak bukunya. Catatan ini hanya disiapkan untuk
menjelaskan secara simpel dari kaca mata yang berbeda. Maka, apa itu
bicara yang baik? menurut saya ada tiga level saat orang memutuskan
bicara/menulis baik:
1. Menghibur atau menemani
2. Bermanfaat
3. Menginspirasi
Level paling rendah adalah menghibur atau menemani. Banyak contohnya,
kita bisa menghibur atau menemani orang lain hingga mereka merasa nyaman
lewat mengobrol/tulisan. Level kedua bermanfaat, jadi a hanya menghibur dan menemani, tapi juga bisa memberikan pengetahuan
baru, informasi baru, pun kesempatan baru. Dan level tertinggi adalah
menginspirasi, ketika tulisan atau percakapan kita berhasil membuat orang lain
menjadi lebih baik.
Langganan:
Postingan (Atom)