Pacarku Tersayang,
Aku menulis surat ini dengan perasaan sedih dan sangat menyesal. Saat kamu membaca surat ini, aku telah pergi meninggalkan dirimu. Aku pergi bersama kekasihku yang baru, dia cewek yang baik.
Setelah bertemu dia, aku melihat betapa dia sangat berbeda denganmu. Meski dengan tato dan piercing yang melekat ditubuhnya, juga dengan pakaian mini serta rambut indahnya.
Dia sudah cukup dewasa meski pun belum begitu tua (aku pikir zaman sekarang 24 tahun tidaklah terlalu tua). Dia sangat baik terhadapku, lebih lagi aku ayah dari anak yang di kandungannya saat ini. Dia memintaku untuk menemaninya hingga anakku lahir dan kita akan membesarkannya bersama.
Kami akan tinggal berpindah-pindah, dia punya bisnis perdagangan extacy yang sangat luas, dia juga bersedia mengajariku menjadi bandar narkotik yang profesional, dia juga telah meyakinkanku bahwa menjadi gigolo itu tidak begitu buruk.
Kami akan tinggal bersama sampai maut memisahkan kami. Para ahli pengobatan pasti akan menemukan obat untuk AIDS jadi dia bisa segera sembuh.
Aku tahu dia juga punya cowok lain tapi aku percaya dia akan setia padaku dengan cara yang berbeda.
Aku harap kamu bisa menerimanya dengan ikhlas. Aku sudah 22 tahun sekarang, aku bisa menjaga diriku.
Oh iya, sesekali jika ada waktu, berkunjunglah ke rumah temui Ibu dan Ayahku, mereka berdua sangat merindukanmu.
"Masih dengan perasaan terguncang dan tangan gemetaran, sang pacar membaca lembar kedua surat dari kekasih tercintanya itu…"
Pacarku Tersayang…
Tidak ada satu pun dari yang aku tulis di atas itu benar. Aku hanya ingin menunjukkan ada ribuan hal yg lebih mengerikan daripada ketidakhadiranku di pesta ulang tahunmu. Kalau kamu sudah memaafkanku, panggil aku ya... Aku tidak kemana-mana. Saat ini aku ada di rumah temanku...
Salam Sayang,
Ardian S. Nurhakim
Pesan:
Bersyukurlah dengan apa yang kamu miliki saat ini. Masih banyak orang lain yang jauh lebih menderita daripada kamu saat ini.
By Safir Adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Just Here To Give Comment