Minggu, Oktober 13, 2013
Elastisitas Perasaan
Tapi dia kan orangnya baikkk banget. Tapi dia kan orangnya perhatiaannn banget. Tapi, tapi, tapi... Orang yang kita taksir itu, orang yang membuat kita 'kuch kuch hota hai' itu, orang yang kita memendam perasaan
dengannya, bahkan saat dia melakukan hal jahat pun tetap saja menurut kita baik. Jangan mudah sekali dibuat lemah oleh perasaan sendiri. Jangankan usia
remaja, orang2 dewasa berusia 30, 40 tahun saja masih bertingkah tidak rasional
setiap berurusan dgn perasaan. Maka berhenti! Jangan membuat rumit diri
sendiri.
Ketika seseorang awalnya memuja2, menyanjung2,
terlihat cinta dan sayang sekali, tapi kemudian sakit hati oleh sesuatu. Maka
sungguh, semuanya akan berputar balik, menjadi kebencian yang besar sekali,
lebih besar dibandingkan kalau sebelumnya tidak terlanjur suka. Inilah yang disebut rumus 'elastisitas perasaan'.
Dan saat itu seseorang akan menangis
karenanya, maka beberapa saat kemudian, tentu saja airmatanya
akan kering di pipi, isaknya akan hilang, seperti tidak ada lagi sisa tangisnya
di wajah. Tetapi tangisan itu tetap tertinggal di hati bersama kesedihan, rasa sakit, dan beban yang
membekas. Boleh jadi sebentar, boleh jadi selamanya.
By Safir Adrian
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Just Here To Give Comment